Apa permasalahannya?
Jumlah sel darah merah yang rendah (anemia) sering terjadi pada penderita penyakit ginjal kronis dan dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan atau sesak napas, serta meningkatkan kebutuhan akan transfusi darah. Obat epoetin adalah obat suntik (ke dalam kulit atau aliran darah) yang digunakan untuk mengobati anemia pada penderita penyakit ginjal kronis. Namun, tidak diketahui apakah obat epoetin memiliki manfaat dan bahaya yang berbeda jika dibandingkan satu sama lain karena tidak tersedianya penelitian terkait masalah tersebut. Salah satu cara untuk membandingkan obat yang berbeda ketika uji klinis telah dilakukan adalah dengan menggunakan teknik yang disebut
network meta-analysis.
Apa yang sudah dilakukan?
Kami meninjau penelitian yang tersedia yang melibatkan obat epoetin pada orang dewasa penderita penyakit ginjal kronis (termasuk mereka yang tidak memerlukan dialisis, mereka yang memerlukan dialisis, dan mereka yang telah menerima transplantasi ginjal) untuk menilai potensi manfaat dan bahayanya jika dibandingkan dengan plasebo atau di antara berbagai sediaan obat epoetin. Kami berfokus pada luaran yang menunjukkan apakah obat ini mencegah kebutuhan transfusi darah, mengurangi kelelahan atau sesak napas, dan apakah obat ini menyebabkan kematian, penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, penggumpalan fistula atau kateter pembuluh darah yang diperlukan untuk dialisis, atau gagal ginjal pada penderita penyakit ginjal yang lebih ringan.
Apa yang ditemukan?
Berdasarkan penelitian yang ada, kami tidak dapat memastikan bahwa obat epoetin yang satu lebih baik atau lebih buruk dari yang lainnya dalam hal kemungkinan membutuhkan transfusi darah, kematian, serangan jantung atau stroke, memiliki gumpalan di fistula atau kateter pembuluh darah yang diperlukan untuk dialisis, atau kemungkinan membutuhkan dialisis untuk penderita penyakit ginjal yang lebih ringan. Kami juga tidak yakin apakah berbagai macam sediaan obat epoetin yang berbeda lebih baik dalam memperbaiki gejala anemia, seperti kelelahan atau sesak napas, yang tidak dilaporkan dalam sebagian besar penelitian yang tersedia.
Kesimpulan
Apakah berbagai bentuk sediaan obat epoetin lebih baik atau lebih aman dari satu sama lain masih belum jelas.
Diterjemahkan oleh dr. Mawaddah Ar Rochmah, Ph.D., Sp.N. (Universitas Gadjah Mada). Disunting oleh dr. Detty S. Nurdiati, MPH, PhD, Sp.OG, Subsp. KFM (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.