Apa yang dimaksud dengan talasemia?
Sel darah merah menghasilkan pigmen yang dikenal sebagai hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Orang yang menderita talasemia, di mana hemoglobinnya tidak normal, disebabkan adanya cacat (mutasi) pada dua jenis gen tertentu. Kondisi ini memberikan pengklasifikasian sebagai talasemia alfa atau beta. Sekitar 5% dari populasi dunia membawa mutasi yang menyebabkan gen globin alfa hanya berfungsi sebagian atau tidak berfungsi sama sekali; tingkat pembawa gen globin beta sekitar 1,5%. Kedua bentuk talasemia ini terutama ditemukan di sabuk negara-negara yang membentang dari Afrika Sub-Sahara, melalui wilayah Mediterania dan Timur Tengah, hingga Asia Selatan dan Asia Tenggara. Kelainan ini semakin banyak ditemukan di berbagai belahan dunia lainnya karena perpindahan orang dari satu negara ke negara lain.
Bagaimana talasemia menyebabkan masalah gigi dan ortodontik?
Ketika seseorang mewarisi dua salinan gen yang telah bermutasi, hemoglobin yang rusak dalam sel darah merah tidak melepaskan oksigen secara normal ke dalam tubuh. Sel-sel yang rusak menumpuk di dalam organ tubuh dan sel sumsum tulang, menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian sel, yang berujung pada penurunan jumlah sel darah merah (anemia). Kekurangan oksigen akibat anemia dapat menghentikan kerja organ-organ tubuh secara normal, dan orang sering membutuhkan transfusi darah untuk memperbaiki penurunan sel darah merah. Tubuh mencoba mengimbangi anemia secara alami dengan memproduksi lebih banyak sel darah merah, sehingga menyebabkan perluasan ruang sumsum tulang. Pada tengkorak, tulang pipi dan tulang rahang, sumsum tulang yang membesar menyebabkan pembengkakan tulang yang tidak normal, yang dapat menyebabkan kelainan bentuk rahang sehingga gigi berada pada posisi tidak pada tempatnya (dikenal sebagai maloklusi). Perubahan yang parah pada wajah dan rahang menyebabkan kesulitan berbicara, makan, dan penampilan. Penampakan yang terlihat ini dapat membuat penderita talasemia merasa tertekan dan berpengaruh negatif terhadap kualitas hidup mereka.
Agar dapat bertahan hidup, penderita talasemia harus fokus pada penanganan dampak serius anemia terhadap kesehatan mereka secara umum dan penanganan komplikasi yang berkaitan dengan pengobatan jangka panjang dari kondisi tersebut. Akibatnya, mereka mungkin mengabaikan masalah seperti kerusakan gigi, penyakit gusi dan infeksi, serta masalah gigi biasa yang menjadi lebih parah dan memerlukan perawatan lanjutan. Sebelum dokter gigi memulai segala jenis perawatan pada penderita talasemia, mereka perlu mempertimbangkan kondisi yang mendasari dan efek yang diakibatkan dari anemia atau perawatannya. Perawatan gigi mungkin sangat berisiko pada penderita talasemia yang telah menjalani pengangkatan limpa, karena hal ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Tidak ada panduan yang menjelaskan rencana perawatan terbaik, karena kurangnya informasi dalam penelitian ilmiah.
Apa yang ingin kami ketahui?
Kami ingin mengetahui apakah ada intervensi yang lebih baik untuk:
1. Memperbaiki susunan gigi;
2. Mengurangi tingkat keparahan komplikasi gigi lainnya;
3. mengurangi efek pengobatan yang tidak diinginkan;
4. mengurangi rasa sakit;
5. Pencegahan untuk mengurangi infeksi setelah perawatan gigi dengan menggunakan antibiotik;
6. meningkatkan kualitas hidup; atau
7. mengurangi dampak pada fungsi profesional dan akademik (misalnya kehilangan atau perubahan pekerjaan, jumlah hari libur kerja atau sekolah).
Apa yang sudah kami lakukan?
Kami menelusuri penelitian yang mengevaluasi apa-pun perawatan untuk masalah gigi atau ortodontik pada orang dengan talasemia. Kami merangkum hasilnya dan menilai keyakinan kami terhadap bukti ilmiah, berdasarkan faktor-faktor seperti metode dan ukuran penelitian.
Apa yang telah kami temukan?
Kami hanya menemukan satu studi yang cocok untuk dimasukkan dalam ulasan kami. Uji coba ini dilakukan di lingkungan klinis di Arab Saudi dan melibatkan 29 orang dengan talasemia. Satu kelompok partisipan menerima perawatan dengan alat stimulasi cahaya di area gusi yang terinfeksi di samping pembersihan mulut secara profesional, di mana kelompok lainnya menerima pembersihan mulut secara profesional.
Hasil utama
Pembersihan mulut secara keseluruhan ditambah dengan stimulasi cahaya dapat mengurangi beberapa aspek peradangan gusi dibanding pembersihan seluruh mulut saja. Penelitian ini tidak melaporkan hasil luaran menarik lainnya seperti yang tercantum di atas.
Apa keterbatasan dari bukti ilmiah?
Penelitian ini tidak meneliti efek pengobatan setelah 12 minggu; juga tidak meneliti efek pengobatan yang tidak diinginkan. Karena alasan-alasan ini, kami tidak terlalu yakin dengan bukti-bukti yang ada. Kami tidak dapat membuat rekomendasi klinis yang pasti hanya berdasarkan satu penelitian.
Seberapa mutakhir bukti ilmiah ini?
Bukti tersebut berlaku hingga Januari 2022.
Diterjemahkan oleh dr. Henry Malcom Frank Palandeng, M.Sc., Sp.KKLP. (Universitas Sam Ratulangi). Disunting oleh Dr. dr. Diah Rumekti Hadiati, M.Sc., Sp.OG., Subsp. K.Fm. (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.