Apakah plasma dari darah orang yang telah pulih dari COVID-19 merupakan pengobatan yang efektif untuk orang lain yang mengidap COVID-19?

Pesan utama

- Kami sangat yakin bahwa plasma dari darah orang yang telah pulih dari COVID-19 (plasma konvalesen) tidak memiliki manfaat untuk pengobatan terhadap orang dengan COVID-19 sedang hingga berat.

- Plasma konvalesen mungkin hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak mempunyai manfaat untuk mengobati orang dengan COVID-19 ringan.

- Kami menemukan 49 penelitian yang sedang berlangsung dan 33 penelitian yang telah selesai dengan hasil yang belum dipublikasikan. Kami akan memperbarui tinjauan kami dengan bukti dari penelitian ini sesegera mungkin. Bukti ilmiah baru dapat menjawab pertanyaan kita yang tersisa, terutama bagi orang dengan COVID-19 ringan atau yang tidak memiliki gejala.

Apa yang dimaksud dengan plasma konvalesen?

Tubuh memproduksi antibodi sebagai salah satu pertahanan terhadap infeksi. Antibodi ditemukan dalam bagian darah yang disebut plasma. Plasma dari orang yang telah pulih dari virus COVID-19 mengandung antibodi COVID-19, dan dapat digunakan untuk membuat plasma konvalesen, yaitu plasma yang mengandung antibodi ini.

Plasma konvalesen telah berhasil digunakan untuk mengobati beberapa virus. Perawatan ini (diberikan melalui infus atau suntikan) umumnya dapat ditoleransi dengan baik, tetapi dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan.

Apa yang ingin kami temukan?

Kami ingin mengetahui apakah plasma konvalesen merupakan pengobatan yang efektif untuk orang yang terkonfirmasi COVID-19. Kami melihat:

- kematian akibat sebab apa pun setelah pengobatan dengan plasma konvalesen;

- memburuknya kondisi pasien, dihitung dari jumlah orang yang membutuhkan bantuan ventilator (sebuah mesin yang membantu orang bernapas jika mereka tidak dapat bernapas sendiri) atau meninggal dunia; dan perbaikan kondisi pasien, dihitung dari jumlah partisipan yang dipulangkan dari rumah sakit;

- kualitas hidup; dan

- efek yang tidak diinginkan.

Apa yang telah kami lakukan?

Kami mencari penelitian yang menyelidiki plasma konvalesen untuk mengobati orang dengan COVID-19. Penelitian dapat dilakukan di mana saja di seluruh dunia dan melibatkan orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, atau etnis, dengan COVID-19 ringan, sedang, atau berat.

Jika memungkinkan, kami mengumpulkan (menjumlahkan) hasil-hasil penelitian untuk menganalisisnya. Kami menilai keyakinan kami terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada, berdasarkan faktor-faktor seperti metode dan skala penelitian.

Apa yang kami temukan?

Kami menemukan 33 penelitian dengan 24.861 partisipan yang menyelidiki plasma konvalesen. Di antaranya, 29 penelitian melibatkan orang dengan COVID-19 sedang hingga berat dan empat penelitian melibatkan orang dengan COVID-19 ringan. Penelitian terutama dilakukan di rumah sakit, di negara-negara di seluruh dunia. Temuan berikut ini menerapkan perbandingan plasma konvalesen dengan plasebo (perawatan yang sama tetapi tanpa bahan aktif) atau perawatan standar.

Orang dengan COVID-19 sedang hingga berat

- Plasma konvalesen tidak membuat perbedaan terhadap kematian dengan penyebab apa pun hingga 28 hari setelah perawatan, sekitar 225 dari 1000 orang meninggal, dibandingkan dengan 220 dari 1000 orang yang telah diberikan plasma konvalesen (21 penelitian, 19.021 orang).

- Plasma konvalesen hanya memberikan sedikit atau tidak ada perbedaan terhadap kebutuhan ventilasi mekanis invasif atau kondisi perburukan . Sekitar 287 dari 1000 orang membutuhkan bantuan ventilasi mekanis invasif atau meninggal dunia, dibandingkan dengan 296 dari 1000 orang yang diberikan plasma konvalesen (6 studi, 14.477 orang). Tidak ada perbedaan terhadap peserta yang telah keluar dari rumah sakit. Sekitar 665 dari 1000 orang dipulangkan dari rumah sakit, dibandingkan dengan 665 dari 1000 orang yang diberikan plasma konvalesen (6 studi, 12.721 orang).

- Plasma konvalesen mungkin tidak memberikan perbedaan dengan efek samping serius yang tidak diinginkan, sekitar 118 dari 1000 orang mungkin berisiko mengalami efek samping serius yang tidak diinginkan dibandingkan dengan 133 dari 1000 orang yang diberikan plasma konvalesen (6 studi, 4901 orang).

- Plasma konvalesen mungkin tidak menghasilkan perbedaan dalam kualitas hidup (1 studi, 483 orang).

Orang dengan COVID-19 ringan
- Plasma konvalesen mungkin tidak menyebabkan perbedaan pada kematian dengan penyebab apa pun hingga 28 hari setelah perawatan. Sekitar 22 dari 1000 orang yang diberi plasebo atau perawatan standar meninggal, dibandingkan dengan 9 dari 1000 orang yang diberi plasma konvalesen (2 studi, 536 orang).

- Plasma konvalesen menyebabkan tidak adanya perbedaan antara perawatan di rumah sakit atau kematian dalam waktu 28 hari setelah perawatan. Sekitar 112 dari 1000 orang yang diberi plasebo atau perawatan standar telah masuk rumah sakit atau meninggal, dibandingkan dengan 117 dari 1000 orang yang diberi plasma konvalesen (1 studi, 376 orang).

- Plasma konvalesen mungkin tidak menghasilkan perbedaan terhadap waktu hingga gejala COVID-19 teratasi (1 studi, 376 orang).

- Plasma konvalesen menunjukkan hasil yaitu tidak ada perbedaan terhadap efek samping serius yang tidak diinginkan .

Apa saja keterbatasan dari bukti-bukti ilmiah tersebut?

- Kami sangat yakin dengan bukti-bukti ilmiah terhadap kematian akibat penyebab apa pun, dan memburuknya serta membaiknya kondisi pasien dengan COVID-19 tingkat sedang hingga berat, hasilnya konsisten dan berasal dari banyak penelitian yang berkualitas tinggi.

- Keyakinan kami terhadap bukti-bukti ilmiah lain pada orang dengan COVID-19 sedang, berat, dan ringan masih terbatas, karena kami tidak dapat mengidentifikasi hasil yang cukup konsisten dari banyak penelitian.

- Kami masih memiliki sedikit bukti ilmiah tentang kualitas hidup dan untuk orang dengan penyakit ringan, dan tidak ada untuk orang tanpa gejala COVID-19.

Seberapa mutakhir bukti ilmiah ini?

Ini adalah versi ketiga dari ulasan kami. Bukti ilmiah yang digunakan terkini hingga 03 Maret 2022.

Translation notes: 

Diterjemahkan oleh dr.Elva Katharina Simamora (Puskesmas Tumbang Bantian). Disunting oleh Dr. dr. Diah Rumekti Hadiati, M.Sc., Sp.OG., K.Fm. (Universitas Gadjah Mada). Email Kontak: cochrane-indonesia.fkkmk@ugm.ac.id.

Tools
Information